Saturday 11 December 2010

ARSITEK BELANDA LEBIH JOSS..


Kok Bisa? 

Rumah kolonial Belanda, ketika mendengar istilah tersebut, yang ada di benak kita adalah rumah yang sudah sangat berumur, kusam, tua, putih, dan lain-lain. Ya memang itulah kondisi rumah peninggalan Belanda pada masa kolonial. Terlebih yang tidak terawat. Rumahtersebut akan terlihat kusam, pengap, dan tak jarang dikaitkan dengan hal-hal yang mistis atau angker. Mengapa dibilang angker ? memang kebanyakan rumah peninggalan Belanda yang ada di Indonesia ini banyak yang dikosongkan, tidak berpenghuni, sehingga tidak ada yang merawatnya. Banyak orang percaya bahwa makhluk halus lah yang akhirnya mendiami rumah tersebut sebagai penghuninya.
Dibalik keseriusan mengenai tanggapan negatif akan rumah tersebut, ternyata rumah tersebut menyimpan manfaat yang besar, dan dipercaya memiliki desain, atau tatanan yang baik untuk rumah ideal di kawasan Indonesia. Tak jarang, bentuk fasad dari bangunan tersebut akhirnya banyak diadopsi oleh para arsitek pada jaman sekarang sebagai alternatif rujukan guna membangun rumah yang ideal di kawasan yang cocok dengan iklim dan kondisi geografis lainnya di Indonesia. Contohnya, pada bangunan tersebut umumnya terdapat langit-langit yang berjarak tinggi dari lantai.
Hal ini ditujukan untuk memperbesar volume ruangan sehingga panas tidak cepat memenuhi ruangan tersebut. Selain itu volume yang besar dapat memberikan keleluasaan pada udara yang bersirkulasi di dalamnya agar dapat keluar masuk dengan lancar. Atapnya pun tinggi, berjarak cukup jauh dari langit-langit, sehingga panas yang diterima permukaan atas atap tidak cepat merambat atau diteruskan ke dalam ruangan, melainkan diputar di di bawah permukaan atap yang memiliki ruang besar, dan mengalir keluar melalui lubang kisi-kisi yang terdapat pada atap tersebut sehingga tidak sempat mengalir kedalam interior rumah. Atapnya pun sangat curam dikarenakan tingginya atap, sehingga ketika musim hujan, air yang turun ke permukaan atap, cepat mengalir diteruskan atap menuju bawah, sehingga idak ada genangan pada permukaan atap.
Dari beberapa ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa rumah peninggalan Belanda tersebut merupakan salah satu desain yang efektif untuk diaplikasikan pada bangunan yang berada pada iklim tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Siapakah yang merancangnya ? umumnya adalah arsitek berkebangsaan Belandalah yang pada masa itu tinggal di indonesia.

No comments:

Post a Comment